#SoLatePost
Hai teman-teman..
Bagaimana Liburan selama Bulan Ramadhan kalian hingga
Lebaran kemarin? Tentu sangat menyenangkan bukan? Dan sudah pasti teman-teman
punya banyak cerita saat liburan. Saya pun hampir sama seperti teman-teman dan
sekarang saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman yang cukup berkesan
saat liburan kemarin.
“Three Days with My
Twenty-One”
Seperti biasa jika My Twenty-One berbincang mengenai rencana
bermain, selalu tak berujung kepastian. Tak jarang ketika sedang ramai
berbincang, topik obrolan berubah berkali-kali bahkan sering tiba-tiba hening
danmembabi buta wkwk. Seperti contohnya waktu itu kita berencana pergi
mengunjungi Ira yang kebetulan sudah pulang ke Bogor, dan rencana itu gagal
berkali-kali karena kesibukan masing-masing anggota. Sampai akhirnya di suatu
obrolan Laras meminta untuk memundurkan acara hingga semua anggota bisa ikut
berkumpul bersama. Namun dengan tegasnya Yuan membalas “Hari ini aja. Besok2
juga ga akan lengkap semua”. Maka kami bertiga (Saya, Laras, dan Yuan)
memutuskan untuk pergi berkunjung ke rumah Ira esok harinya.
Maka tibalah hari itu, hari yang memulai cerita di balik
judul yang saya tuliskan di atas. Seperti biasa, waktu janjian tidak akan
sesusai dengan yang disepakati karena semakinlonggarnya jam di Indonesia haha.
Siang hari itu, 22 Juli 2015 kami pergi menggunakan angkutan umum kota dan
dilanjutkan dengan berjalan kaki sepanjang jalan katulampa. Di sepanjang jalan
kami membicarakan hal-hal yang kadang-kadang konyol, tapi ada satu pembahasan
yang paling saya ingat yaitu mengenai “Gimana sih cara neghapus tweet yang
dulu-dulu di twitter?”. SKIP
Akhirnya kami sampai di tempat tujuan, yaitu rumah Ira.
Ternyata Ira juga sudah menunggu kami. So sweet kan Ira ini? :’) (entahlah apa
saya yang ge-er atau apa). Tidak lain dan tidak bukan, jika kita berkunjung ke
rumah salah satu anggota, kami menganggap itu adalah sebuah kegiatan Open
House. Maksudnya ya makan cemilan yang disediakan dan dengan sepenuh hati
menganggap rumah itu adalah rumah kami sendiri haha.
Di rumah Ira kami makan, minum, nge-charge gadget. Kalau ke
rumah Ira gak afdhol kalau gak nonton film. Maka dari itu Laras mengeluarkan
kaset film yang sebelumnya kami beli di BTM. Saat film dimulai saya sibuk
mencari subtitle translatenya, namun tidak juga ditemukan sampai akhirnya
datanglah seseorang yang tidak diharapkan BHAHAHAHAHA. Fitri yang tadinya tidak
bisa ikut karena kesibukannya, tiba-tiba datang. Tapi kita sih flat aja, gak
kaget-kaget banget. Saat yang sibuk ngurusin film, Fitri berkata “Eh gua bawa
UNO nih!”. Seketika kami berhrnti menonton, mematikan dan mengeluarkan lagi DVD
nya dan kemudian bermain UNO. Ya, UNO merupakan salah satu permainan favorit
kami yang jika kami terlarut didalamnya maka kami akan lupa waktu. Kami bermain
UNO hingga sore dilanjutkan dengan sesi foto-foto juga sampai akhirnya kami
berempat harus pamit dari rumah Ira dan pulang ke rumah masing-masing.
Esok harinya, 23 Juli 2015, saya, bahkan teman-teman lain
dikejutkan dengan pernyataan Yoga seperti di gambar ini.
Sebetulnya pihak keluarga Ryani pun belum ada yang
mengetahui niat kami untuk berkunjung ke ke kediaman mereka. Sampai akhirnya
Fitri mengambil alih komando dan bersedia menghubungi Ibunya Ryani. Setelah
perbincangan yang panjang lebar, akhirnya
jadilah kami pergi lagi hari itu. Ya, hari kedua kami bermain bersama.
Saat itu kami pergi ke rumah Ryani hampir tengah hari dan tidak ada janjian
untuk berangkat bersama, mungkin hanya Laras, Ira, dan Yuan yang pergi bersama.
Saya sendiri datang lebih siang dari mereka. Ohya, yang datang pada saat itu
adalah Yoga, Saya, Laras,Yuan,Fitri, Gilang dan Ira. Disana juga Ryani cerita
katanya dia lagi tidur dan tiba-tiba dibangunkan oleh Ibunya dan diberi tahu
bahwa anak Passus akan datang. Dia sempat kaget katanya karena sebelumnya tidak
ada yang mengkonfirmasi sebelumnya. Mau bagaimana lagi? Ya inilah kami hahah. Ketika
di rumah Ryani, tidak lain dan tidak bukan lagi kita disediakan sajian cemilan
lebaran juga. Dan bukan kami namanya jika tidak melahap itu semua hahahah :D.
Tidak jauh berbeda dengan kegiatan di rumah Ira, kami makan,
minum, berbincang, niat nonton (film yang hari sebelumnya tidak jadi ditonton)
tapi tidak jadi lagi, main UNO, dan yang paling penting adalah
mendokumentasikan kebersamaan alias berfoto-foto.
Di tengah-tengah kebersamaan kami saat itu, kami membahas
salah satu keinginan salah satu anggota kami, yaitu Hanifah (kebetulan tidak
dapat hadir saat itu) yang katanya ingin pergi ke Curug Nangka. Awalnya sih
kami shock karena pengeluaran tentu akan membengkak. Namun dengan tekad kuat
dan demi kebersamaan kami (maaf sedikit lebay), kami memutuskan untuk
mem-fix-kan untuk pergi ke Curug Nangka. Kami sepakat bahwa segala penghambat
kegiatankami harus dikesampingkan, seperti contohnya masalah biaya, masalah
izin, dsb. kami musnahkan untuk sementara dan kami rela melakukan segala cara.
Sepulang dari rumah Ryani kami kami kembali berbincang di
grup BBM. Ada yang bahas perizinan dan ada juga yang tuker-tukeran stiker. Nano
nano banget emang haha. Sampai akhirnya kami tertidur lelap (mungkin).
Next day nya, sesuai kesepakatan kami janjian untuk
berangkat dari jam 8 pagi. Saya, Laras, Yuan, Ira,dan FItri janjian di lampu
merah Empang. Sedangkan Ryani, Hanifah, Yoga dan Syifa janjian di BTM. Finally,
kita gak ada yang berangkat jam 8. Kami semua berangkat lewat dari jam 9. Sudah
biasa kok :’) Kecuali FItri, berangkat sebelum kita karena kebetulan dia
membawa seniornya, Kak Gultom. Sesampainya di garis (ceileeeeeh garis) awaql
perjalanan, karena kami (Saya, Ira, Laras, dan Yuan) menggunakan angkutan umum,
kami sempat kebingungan karena ternyata katanya jalan ke curugnya cukup jauh.
Mau naik ojeg, tapi sayang duit juga. Akhirnya kami nunggu ada orang yang mau
ke Curug juga. Sambil nunggu kami foto-foto aja berempat haha.
Tidak lama
turunlah segerombol remaja laki-laki dari angkutan umum. Saya yakin mereka
hendak ke Curug juga. Daaaaaaaan apakah kalian tahu? Mereka jalan kaki!
Melihat itu, kami berempat menyanggupi pula untuk berjalan
kami kesana. Masa iya anak Passus gak kuat jalan? Yakan? :Tapi apalah daya teriknya mentari membuat kami lelah juga.
Dijemputlah kami oleh Kak Gultom dan dia
harus boti 2 kali haha. Untung orangnya baik, kami sih menerima saja
kalau dapat pertolongan :D
SKIP SKIP SKIP
Sampailah kami di tempat tujuan, dengan selembar tiket kita
bisa masuk ke Curug Nangka. Untuk masalah harga, kalian boleh coba datang
sendiri. Menurut kami sih cukup terjangkau.
Di
lokasi wisata tersebut pun sudah pasti kami punya banyak
cerita juga. Bukan kami namanya kalau berkumpul tanpa cerita. Pokoknya
hari itu sangat menyenangkan untuk saya pribadi tentunya. Tapi
sayangnya, ceritanya
mungkinakan cukup panjang. Berhubung saya sudah tidak sanggup untuk
menulis
cerita dengan penuh basa-basi, maka saya akan melanjutkan tulisan ini
nanti dan
akan memposting beberapa hari mendatang.
Terima kasih ya teman-teman sudah mau membaca tulisansaya
ini, jangan lupa baca juga kelanjutan cerita nya hanya di “Three Days with My
Twenty-One” bagian berikutnya.
Tapi sebelum saya akhiri tulisan ini, saya akan memberikan
beberapa gambar agar tema-teman tidak penasaran hehe.
Sampai jumpa teman-teman :D
0 komentar:
Posting Komentar