Facebook Twitter Google+ SoundCLoud

Selasa, 04 Agustus 2015

Three Days with My Twenty-One




#SoLatePost

Hai teman-teman..
Bagaimana Liburan selama Bulan Ramadhan kalian hingga Lebaran kemarin? Tentu sangat menyenangkan bukan? Dan sudah pasti teman-teman punya banyak cerita saat liburan. Saya pun hampir sama seperti teman-teman dan sekarang saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman yang cukup berkesan saat liburan kemarin.

CEKIDOT!!!
“Three Days with My Twenty-One”

Seperti biasa jika My Twenty-One berbincang mengenai rencana bermain, selalu tak berujung kepastian. Tak jarang ketika sedang ramai berbincang, topik obrolan berubah berkali-kali bahkan sering tiba-tiba hening danmembabi buta wkwk. Seperti contohnya waktu itu kita berencana pergi mengunjungi Ira yang kebetulan sudah pulang ke Bogor, dan rencana itu gagal berkali-kali karena kesibukan masing-masing anggota. Sampai akhirnya di suatu obrolan Laras meminta untuk memundurkan acara hingga semua anggota bisa ikut berkumpul bersama. Namun dengan tegasnya Yuan membalas “Hari ini aja. Besok2 juga ga akan lengkap semua”. Maka kami bertiga (Saya, Laras, dan Yuan) memutuskan untuk pergi berkunjung ke rumah Ira esok harinya. 

Maka tibalah hari itu, hari yang memulai cerita di balik judul yang saya tuliskan di atas. Seperti biasa, waktu janjian tidak akan sesusai dengan yang disepakati karena semakinlonggarnya jam di Indonesia haha. Siang hari itu, 22 Juli 2015 kami pergi menggunakan angkutan umum kota dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sepanjang jalan katulampa. Di sepanjang jalan kami membicarakan hal-hal yang kadang-kadang konyol, tapi ada satu pembahasan yang paling saya ingat yaitu mengenai “Gimana sih cara neghapus tweet yang dulu-dulu di twitter?”. SKIP

Akhirnya kami sampai di tempat tujuan, yaitu rumah Ira. Ternyata Ira juga sudah menunggu kami. So sweet kan Ira ini? :’) (entahlah apa saya yang ge-er atau apa). Tidak lain dan tidak bukan, jika kita berkunjung ke rumah salah satu anggota, kami menganggap itu adalah sebuah kegiatan Open House. Maksudnya ya makan cemilan yang disediakan dan dengan sepenuh hati menganggap rumah itu adalah rumah kami sendiri haha.





Di rumah Ira kami makan, minum, nge-charge gadget. Kalau ke rumah Ira gak afdhol kalau gak nonton film. Maka dari itu Laras mengeluarkan kaset film yang sebelumnya kami beli di BTM. Saat film dimulai saya sibuk mencari subtitle translatenya, namun tidak juga ditemukan sampai akhirnya datanglah seseorang yang tidak diharapkan BHAHAHAHAHA. Fitri yang tadinya tidak bisa ikut karena kesibukannya, tiba-tiba datang. Tapi kita sih flat aja, gak kaget-kaget banget. Saat yang sibuk ngurusin film, Fitri berkata “Eh gua bawa UNO nih!”. Seketika kami berhrnti menonton, mematikan dan mengeluarkan lagi DVD nya dan kemudian bermain UNO. Ya, UNO merupakan salah satu permainan favorit kami yang jika kami terlarut didalamnya maka kami akan lupa waktu. Kami bermain UNO hingga sore dilanjutkan dengan sesi foto-foto juga sampai akhirnya kami berempat harus pamit dari rumah Ira dan pulang ke rumah masing-masing. 

Esok harinya, 23 Juli 2015, saya, bahkan teman-teman lain dikejutkan dengan pernyataan Yoga seperti di gambar ini. 

Sebetulnya pihak keluarga Ryani pun belum ada yang mengetahui niat kami untuk berkunjung ke ke kediaman mereka. Sampai akhirnya Fitri mengambil alih komando dan bersedia menghubungi Ibunya Ryani. Setelah perbincangan yang panjang lebar, akhirnya  jadilah kami pergi lagi hari itu. Ya, hari kedua kami bermain bersama. Saat itu kami pergi ke rumah Ryani hampir tengah hari dan tidak ada janjian untuk berangkat bersama, mungkin hanya Laras, Ira, dan Yuan yang pergi bersama. Saya sendiri datang lebih siang dari mereka. Ohya, yang datang pada saat itu adalah Yoga, Saya, Laras,Yuan,Fitri, Gilang dan Ira. Disana juga Ryani cerita katanya dia lagi tidur dan tiba-tiba dibangunkan oleh Ibunya dan diberi tahu bahwa anak Passus akan datang. Dia sempat kaget katanya karena sebelumnya tidak ada yang mengkonfirmasi sebelumnya. Mau bagaimana lagi? Ya inilah kami hahah. Ketika di rumah Ryani, tidak lain dan tidak bukan lagi kita disediakan sajian cemilan lebaran juga. Dan bukan kami namanya jika tidak melahap itu semua hahahah :D.

Tidak jauh berbeda dengan kegiatan di rumah Ira, kami makan, minum, berbincang, niat nonton (film yang hari sebelumnya tidak jadi ditonton) tapi tidak jadi lagi, main UNO, dan yang paling penting adalah mendokumentasikan kebersamaan alias berfoto-foto. 




Di tengah-tengah kebersamaan kami saat itu, kami membahas salah satu keinginan salah satu anggota kami, yaitu Hanifah (kebetulan tidak dapat hadir saat itu) yang katanya ingin pergi ke Curug Nangka. Awalnya sih kami shock karena pengeluaran tentu akan membengkak. Namun dengan tekad kuat dan demi kebersamaan kami (maaf sedikit lebay), kami memutuskan untuk mem-fix-kan untuk pergi ke Curug Nangka. Kami sepakat bahwa segala penghambat kegiatankami harus dikesampingkan, seperti contohnya masalah biaya, masalah izin, dsb. kami musnahkan untuk sementara dan kami rela melakukan segala cara. 

Sepulang dari rumah Ryani kami kami kembali berbincang di grup BBM. Ada yang bahas perizinan dan ada juga yang tuker-tukeran stiker. Nano nano banget emang haha. Sampai akhirnya kami tertidur lelap (mungkin).

Next day nya, sesuai kesepakatan kami janjian untuk berangkat dari jam 8 pagi. Saya, Laras, Yuan, Ira,dan FItri janjian di lampu merah Empang. Sedangkan Ryani, Hanifah, Yoga dan Syifa janjian di BTM. Finally, kita gak ada yang berangkat jam 8. Kami semua berangkat lewat dari jam 9. Sudah biasa kok :’) Kecuali FItri, berangkat sebelum kita karena kebetulan dia membawa seniornya, Kak Gultom. Sesampainya di garis (ceileeeeeh garis) awaql perjalanan, karena kami (Saya, Ira, Laras, dan Yuan) menggunakan angkutan umum, kami sempat kebingungan karena ternyata katanya jalan ke curugnya cukup jauh. Mau naik ojeg, tapi sayang duit juga. Akhirnya kami nunggu ada orang yang mau ke Curug juga. Sambil nunggu kami foto-foto aja berempat haha.


Tidak lama turunlah segerombol remaja laki-laki dari angkutan umum. Saya yakin mereka hendak ke Curug juga. Daaaaaaaan apakah kalian tahu? Mereka jalan kaki! 
Melihat itu, kami berempat menyanggupi pula untuk berjalan kami kesana. Masa iya anak Passus gak kuat jalan? Yakan? :Tapi apalah daya teriknya mentari membuat kami lelah juga. Dijemputlah kami oleh Kak Gultom dan dia  harus boti 2 kali haha. Untung orangnya baik, kami sih menerima saja kalau dapat pertolongan :D
 
SKIP SKIP SKIP

Sampailah kami di tempat tujuan, dengan selembar tiket kita bisa masuk ke Curug Nangka. Untuk masalah harga, kalian boleh coba datang sendiri. Menurut kami sih cukup terjangkau.
Di lokasi wisata tersebut pun sudah pasti kami punya banyak cerita juga. Bukan kami namanya kalau berkumpul tanpa cerita. Pokoknya hari itu sangat menyenangkan untuk saya pribadi tentunya. Tapi sayangnya, ceritanya mungkinakan cukup panjang. Berhubung saya sudah tidak sanggup untuk menulis cerita dengan penuh basa-basi, maka saya akan melanjutkan tulisan ini nanti dan akan memposting beberapa hari mendatang.
Terima kasih ya teman-teman sudah mau membaca tulisansaya ini, jangan lupa baca juga kelanjutan cerita nya hanya di “Three Days with My Twenty-One” bagian berikutnya.

Tapi sebelum saya akhiri tulisan ini, saya akan memberikan beberapa gambar agar tema-teman tidak penasaran hehe.














Sampai jumpa teman-teman :D





0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates